Kolonialisme adalah Musuh Kemanusiaan Yang harus dilawan oleh seluruh: Suku Bangsa, Etnis, Dan semua manusia Beradab Di Dunia. "Karena Penjajahan Diatas Dunia harus dihapuskan". Baca (UUD.1945).
Ingatan Kolektif atas; Kekejaman, Kebiadaban, Pembunuhan oleh Pemerintah Indonesia terhadap Bangsa Melanesia Yang Hidup Di Atas Tanah Papua Barat. Telah menjadi batu lonjakan Perlawanan Bangsa Melanesia terhadap Kolonialisme Pemerintah Indonesia hingga Kini.
Karena Itu dalam refleksi ini. Penulis akan berusaha untuk merefleksi sebagian Ingatan Kolektif (Memoria Passionis) Bangsa Melanesia yang hidup dan menetap secara turun temurun Diatas Tanah Papua Barat Terhadap; Kehadiran Kolonial Pemerintahan Indonesia. Yang hadir dengan berbagai Topeng alias (Program) Otonomis Khusus, Pemekaran, hingga berbagai Pendekatan Militer maupun Non-Militer atas nama Keamanan, Kesejahteraan dan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur. Namun, Pada Akhirnya Bagi Bangsa Melanesia yang hidup menetap Diatas Tanah Papua Barat melihat, Pemerintah Indonesia Adalah KOLONIAL (PENJAJAH). Yang harus DILAWAN dan DIUSIR dari atas Tanah Papua Barat.
Dengan Itu untuk membatasi Refleksi ini. Penulis berpijak dari pertanyaan berikut ini:
1. Apakah Ingatan Kolektif Bangsa Melanesia Dalam Jejak Kekerasan Pemerintah Indonesia Sebagai simbol perlawanan dan Penolakan.?
Pertanyaan tersebut sebagai batu lonjakan yang dapat melonjak dan dapat menjadi refleksi dari satu kejahatan ke kejahatan lainnya Pemerintah Indonesia. Yang Terstruktur, Sistematis, Terprogram, Meluas, dan Masif. Baca Buku (Dr. Yoman;2021). Yang berjudul; "Jejak Kekerasan Negara dan Militerisme Di Tanah Papua.
Lahirnya Ingatan Kolektif Bangsa Melanesia Yang hidup menetap di atas Tanah Papua Barat. Ketika Pemerintah Indonesia hadir dengan penuh Kekejaman, Pembunuhan, Pemerkosaan, Penjarahan hingga Pengusiran melalui Maklumat Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno yang dikenal dengan Tiga Komando Rakyat (TRIKORA). Pada tanggal 19 Desember 1961 di alun-alun Utara Kota Yogyakarta. Kejahatan (Pembunuhan, Penjarahan, Pemerkosaan, Pengusiran) oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) kini Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (TNI-POLRI). Adalah bentuk Penjajahan Terhadap Bangsa Melanesia yang hidup Diatas Tanah Papua Barat oleh Pemerintah Indonesia. Guna Pembubaran Negara Papua Barat (1 Desember 1961).
Jejak Kekerasan (Pembunuhan, Penjarahan, Pemerkosaan, Pengusiran) Pemerintah Indonesia Terhadap Bangsa Melanesia Sejak Operasi Militer (TRIKORA) 19 Desember 1961 - Agustus 1962. Adalah Bentuk Operasi Pembubaran dan Perebutan Negara Papua Barat yang telah terbentuk pada 1 Desember 1961. Dan merupakan bentuk pendudukan paksa Pemerintah Indonesia sebelum Kehadiran Pemerintah Indonesia pada 1 Mei 1963 dalam bentuk penyerahan wilayah Papua Barat secara Administrasi oleh United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) yang merupakan cikal bakal lahirnya malapetaka (kehancuran) Manusia Dan Alam bagi Bangsa Melanesia Yang hidup dan tinggal Di atas Tanah Papua Barat secara Hukum Internasional tanpa melibatkan Penduduk Orang Asli Papua (POAP).
Kekerasan Pemerintah Indonesia secara fisik maupun nonfisik (State Violence). Telah membentuk suatu Ingatan Kolektif (Memoria Passionis) Bangsa Melanesia Di tanah Papua Barat. Baik itu Kekerasan Resim Orde Lama Hingga Orde Baru. Kehadiran Pemerintah Indonesia di Tanah Papua telah gagal meng-Indonesia kan POAP. Karena berbagai jejak Kekerasan Pemerintah Indonesia telah direkam dan diceritakan Secara Lisan maupun nonlisan hingga Kini belum DISELESAIKAN oleh Pemerintah Indonesia. Seperti Jejak Kekerasan Pemerintah Indonesia yang sudah dirangkum dalam Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekarang Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Ada 4 akar persoalan Pemerintah Indonesia Terhadap: Bangsa Melanesia Di Tanah Papua Barat. Baca (Muridan S. Widodo; 2010) Yang berjudul: "Papua Road Map Negotiating The Past Improving The Present Securing The Future."
Kejanggalan Pemerintah Indonesia dalam membangun Bangsa Melanesia Diatas Tanah Papua Barat menjadi ruang model perlawanan. Karena Berbagai Program Pemerintah Indonesia dilihat oleh POAP sebagai bentuk pendudukan Penduduk Miskin Indonesia Ke Tanah Papua dengan adanya (DOB). Pemerataan Pembangunan Infrastruktur di tanah Papua dilihat POAP sebagai siasat Pemerintah Indonesia melakukan Pemerataan dan Pemindahan Penduduk Miskin Indonesia diberbagai Pulau (Jawa, Sulawesi, Dll) ke tanah Papua. Sehingga menyebabkan termarginal (terpinggirkan) POAP.
Karena itu, Hingga kini Pemerintah Indonesia adalah Pemerintahan yang berwatak dan Berperilaku: Rasis, Fasis, Kolonial, Diskriminatif terhadap Bangsa Melanesia Diatas Tanah Papua Barat.
Telah terbukti satu dari sekian banyak sikap perlawan Bangsa Melanesia yang hidup Diatas Tanah Papua Barat. Ketika Banyak Siswa/I Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) SMK Negeri 1 Nabire yang merayakan kelulusannya dengan menggambarkan Bendera Bintang Kejora. Walaupun sistem pendidikan Indonesia di Papua tidak mengizinkan dan mengajarkan tentang SEJARAH Papua Barat. Hal itu terbukti bahwa Pemerintah Indonesia telah Gagal Men Indonesia Kan POAP selama 61 Tahun terhitung 1 Mei 1962 - 1 Mei 2023.
Karena Itu. Tulisan Ini saya akhiri dengan Harapan, Doa, Janji Iman, Dan Nubuatan Seorang Penginjil yang berhati mulia Diatas Tanah Papua Barat, oleh Pendeta. I.S. Kijne Bahwa:
Di atas Batu ini saya meletakan Peradaban orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan Marifat untuk memimpin Bangsa ini, mereka tidak dapat memimpin bangsa ini. Bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.
(I.S.Kijne, Bukit Aitumeri, Wasior 25 Oktober 1925).