Ditulis Oleh:
Ronal Jigibalom
Etnosentrisme sebagai Paradigma sumber berbagai kejahatan Pemerintah Indonesia terhadap rumpun Bangsa Melanesia yang hidup di atas Tanah Papua Barat, sejak 19 Desember 1961 Hingga Kini.
Etnosentrisme sebagai paradigma Pemerintah Indonesia dalam membangun berbagai pilar negara baik nasional maupun internasional guna perpanjangan Penjajahan (kolonisasi) terhadap Penduduk Orang Asli Papua (POAP) dan perampokan berbagai kekayaan sumber daya alam Diatas Tanah Papua Barat yang masif.
Sehingga Dalam tulisan ini, penulis berupaya untuk merefleksikan kembali wacana Pemerintah Indonesia dalam membangun paradigma penduduk Indonesia maupun penduduk Internasional Dari Masa Ke Masa (Orde lama, Orde baru hingga reformasi) yang penuh dengan watak Etnosentrisme yang telah menjadi sumber berbagai kejahatan yang berunjuk pada perilaku yang Diskriminatif, Rasis, Fasis, Totaliter, dan berkarakter Militeristik dalam mewujudkan berbagai kejahatan (State Violence) yang Terstruktur, Terprogram, Sistematis, Dan Meluas terhadap Penduduk Orang Asli Papua Barat, yang murni Rumpun Bangsa Melanesia. Baca (Yoman, 2013) yang berjudul (Saya Bukan Bangsa Budak).
Sehingga untuk membatasi Refleksi tulisan ini, penulis berupaya berpijak dari pertanyaan dibawah ini, sebagai sumber pijakan dalam refleksi ini:
1. Apakah Benar Etnosentrisme sebagai Paradigma Pemerintah Indonesia Dalam Kolonisasi Penduduk Orang Asli Papua.?
"Maka Penjajahan diatas dunia HARUS dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri Kemanusiaan dan peri Keadilan."
Begitulah bunyi maklumat undang-undang dasar Negari Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Indonesia memproyeksikan dirinya sebagai Pemerintah yang beradab dihadapan dunia Internasional, namun BIADAB dan BARBAR dihadapan TUHAN. Penduduk Indonesia, dan Penduduk Orang Asli Papua.
Etnosentrisme adalah pandangan dan sifat yang menilai dan mengakui kebudayaan bangsa/etnis nya sendiri lebih beradab, benar dan baik dari pada kebudayaan bangsa lain. Pendeknya Etnosentrisme adalah karakter penjajah yang melihat kebudayaannya lebih beradab, baik, dan benar dari pada bangsa yang dijajah. Sehingga penjajah akan membenarkan Berbagai tindakannya dengan hukum Buatannya sendiri untuk pembenaran (legitimasi) menjustifikasi dan menyalahkan berbagai aktivitas penduduk yang dijajah dengan mengakui dirinya sebagai Penyelamat (Savior) Umat TUHAN pemilik SAH Tanah Papua Barat yang mayoritas Rumpun Bangsa Melanesia.
Hal itu nyata dan terlihat dengan Jelas sejak perebutan dan pengabungan wilayah Papua Barat, hingga dari Masa ke masa Kepemerintahan Pemerintah Indonesia. Pemerintah adalah aktor sumber berbagai kejahatan terhadap Penduduk Orang Asli Papua Diatas Tanah Papua Barat, yang berwatak Diskriminatif, Rasis, Fasis, Otoriter dan Berkarakter Militeristik.
Watak Etnosentrisme Pemerintah Indonesia terlihat dengan jelas dalam berbagai perencaan dan pelaksana berbagai Program Pembangunan Pemerintah Indonesia yang berorientasi kepada Penduduk Migran Indonesia Diatas Tanah Papua Barat dengan Anggapan bahwa Penduduk Orang Asli Papua Bodoh, Primitif, Kriminal, Separatis, Makar. Berbagai label diciptakan diberikan Legitimasi Hukum Buatan Pemerintah Indonesia untuk pembenaran berbagai label terhadap Penduduk Orang Asli Papua (POAP).
Telah terbukti Wacana Etnosentrisme meraja lelah dan telah menjadi biang kerok Pemerintah Indonesia dalam Membangun Indonesia dengan Merampok berbagai kekayaan sumber daya alam Papua. Dengan meninggalkan berbagai jejak Kekerasan (State Violence) dengan penangkapan semena-mena, Pemenjaraan, Penyiksaan, Pembunuhan terhadap Penduduk Orang Asli Papua. Dengan Legalitas Hukum Buatan Pemerintah Indonesia yang berwatak: Diskriminatif, Rasis, Fasis, Otoriter, dan Berkarakter Militeristik. Baca (Dr. Yoman;2021). Yang berjudul; "Jejak Kekerasan Negara dan Militerisme Di Tanah Papua."
Wacana Etnosentrisme dan Indonesianisasi A la Pemerintah Indonesia Terhadap Penduduk Orang Asli Papua ini telah merajalela bagaikan VIRUS yang mematikan dan merusak tatanan Sosial-Budaya hingga menyebar dan menular kepada setiap pribadi Penduduk Orang Asli Papua yang pada akhirnya membentuk MENTALITAS pribadi Penduduk Orang Asli Papua yang Inferior dan Penduduk Indonesia yang mayoritas Rumpun Bangsa Melayu yang (Superior).
Dalam teori-teori Kolonialisme. senjata yang mematikan adalah menciptakan Virus yang menghilangkan sejarah penduduk yang dijajah, dengan cara memusnahkan berbagai Dokumen yang menjelaskan tentang bangsa yang dijajah, menyebarkan Virus yang membangun mentalitas inferior penduduk yang dijajah melalui Lembaga Pendidikan, Informasi dan Komunikasi, Dan memutuskan hubungan penduduk yang dijajah dengan Leluhurnya.
1. Pengaburan Sejarah.
2. Indoktrinasi Melalui Pendidikan.
3. Pemutusan hubungan dengan Leluhur.
Ketiga poin ini menjadi Faktor penting dalam menguasai (Colonus) suatu bangsa. Pengaburan Sejarah Papua Barat terbukti dengan hadirnya Militer yang menjarah dan Membakar Buku-Buku dan Karangan Etnogaphy tentang Papua pada tanggal 1 Mei 1963 Di Taman Imbi, Jayapura Dipimpin oleh Menteri Kebudayaan Indonesia Ibu. Rusilah Sardjono. Kebiadaban Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh hadirnya Militer dideskripsikan juga oleh Pastor Frans Lieshout OFM dalam "Gembala dan Guru Bagi Papua,2022."
Karena itu, wacana etnosentrisme perlu dilawan. Karena etnosentrisme adalah musuh semua suku bangsa, etnis, sebagai MANUSIA Beradab.
Selamat Membaca dan Selamat
Merefleksikan.