Pemerintah indonesia hadir di papua atas nama pembebasan, kesejahteraan dan pembangunan (pendidikan, ekonomi dan kesehatan) untuk penduduk orang asli papua (poap). Bangsa papua di mata indonesia adalah bangsa yang tertinggal, terbelakang, termiskin dan terbodoh.
Sehingga pemerintah bangsa Indonesia hadir dengan slogan:pembebasan, kesejahteraan, dan Pembangunan dibidang (pendidikan, kesehatan, dan ekonomi). Namun, bangsa Papua menyadari bahwa; pemerintah bangsa indonesia sebagai bangsa penjajah (perampok, pembunuh, rasis, dan penipu) yang hadir sejak tahun 1961 hingga kini.
Untuk itu melalui catatan ini, saya mau membagikan hasil refleksi saya atas kehadiran pemerintah bangsa indonesia diatas tanah Papua. yang mengakui, menyatakan, dan berlagak terhadap dirinya sebagai bangsa (superior). Penyelamat umat Tuhan di tanah Papua, dari (marginalisasi, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan).
Untuk itu dalam tulisan ini saya batasi refleksi kehadiran bangsa indo-melayu alias (pemerintah indonesia) dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Apakah benar bangsa indonesia adalah bangsa superior?
2. Apakah benar bangsa indonesia hadir untuk membangun bangsa papua atau sebaliknya?
· Apakah benar pemerintah bangsa indonesia adalah bangsa superior.?
dalam kasat mata dunia dan sejarah bangsa indo-melayu alias pemerintah indonesia bukan bangsa yang superior. terbukti bangsa indo-melayu (Indonesia) telah dijajah 350 tahun. 350 tahun dijajah dan tercatat dalam buku sejarah yang diajarkan oleh pendidik di setiap lembaga pendidikan di indonesia.
Bangsa indonesia sendiri telah mengakui, menyatakan, bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang bukan superior. namun kenapa kini bangsa indonesia mengakui, menyatakan, mengklaim, dan berlagak sebagai bangsa yang superior atas bangsa Papua.
Jawaban sederhana karena pemerintah bangsa Indonesia adalah penjajah. Sehingga kata superior adalah bahasa penjajah yang diciptakan, diungkapkan, dinyatakan, dan diklaim oleh kaum penjajah (kolonial) atas kaum yang dijajah (dikoloni). untuk memperpanjang dan mempertahankan kelangsungan penjajahan, istilah superior adalah label-label yang biasa, telah, dan masih diungkapkan, sepihak oleh bangsa penjajah (kolonial) sejak ratusan tahun hingga kini salah satunya adalah pemerintah bangsa indonesia dalam konteks di tanah Papua.
Bangsa indonesia telah, dan masih mempropagandakan, memproduksi, mengklaim dan berlagak sebagai bangsa superior, penyelamatan umat Tuhan. Yang datang untuk membebaskan, mensejahterakan, dan membangun (pendidikan, kesehatan, ekonomi, insfrastruktur) bagi bangsa Papua, dari kegelapan dan keterbelakangan peradaban bangsa Papua.
Namun telah terbukti sejak pendudukan bangsa indonesia pada tahun 1961 hingga kini berusia 62 tahun bangsa Papua dalam pangkuan ibu pertiwi bangsa (Indonesia). Pemerintah bangsa indonesia telah hadir untuk (mencuri, memarginalkan, menjarah, memiskinkan, mendiskriminasi, membunuh) penduduk orang asli Papua.
Demi kepentingan kemakmuran dan pembangunan bangsa Indonesia di tanah Jawa, Sumatra, Sulawesi dari hasil eksploitasi sumber daya alam (SDA). Sebagaimana kata Megawati Soekarno Putri mantan presiden Indonesia ke-III dalam kunjungannya ke pulau Byak. "tanpa papua indonesia tidak komplit." yang telah dipertanyakan oleh Willy Mandowen 'apakah itu tanpa penduduk papua.? indonesia tidak komplit. ataukah tanpa sumber daya alam papua (bangsa indonesia tidak komplit, kokoh/kuat).
Yang jelas pernyataan itu, menyatakan bahwa; kehadiran bangsa Indonesia telah memiskinkan bangsa Papua diatas tanahnya. dengan mengadakan kontrak perjanjian dan persetujuan dengan perusahan asing PT.Freeport Indonesia. lumbung pangan penduduk orang asli Papua diganti dengan investasi tanaman perusahan asing maupun nasional. pangan lokal digantikan dengan beras yang diberikan oleh pemerintah bangsa Indonesia kepada (POAP) karena tanaman pangan lokal (sagu, ubi/petatas) diganti dengan lahan (sawit, padi).
Ketergantungan ini telah diciptakan oleh penjajah (Pemerintah Indonesia) secara sistematis, terstruktur, dan terorganisir. agar orang papua tetap mengakui, berharap, dan bergantung kepada pemerintah bangsa Indonesia.
Sehingga perlu kita mempertanyakan: apakah benar ini adalah proyek program janji kesejahteraan, pembangunan (pendidikan, ekonomi, dan kesehatan) yang diberikan pemerintah Indonesia kepada bangsa Papua. Jika jawabannya benar. Maka kenapa, penduduk orang asli papua tidak dipekerjakan, tetapi malah dipinggirkan, kenapa pemerintah Indonesia masih memberikan label, stigma kepada orang Papua sebagai bangsa bodoh, tidak mampu, dan terbelakang.
Hingga diusir, dibunuh, oleh aparat keamanan (Tni-Polri) atas nama keamanan negara dan keberlangsungan operasi berbagai perusahan di tanah Papua. apakah itu adalah Pembangunan yang dijanjikan pemerintah bangsa (Indonesia) yang sok superior kepada bangsa Papua, apakah itu adalah harga/upah yang diberikan oleh pemerintah bangsa (Indonesia) kepada Papua. Apakah itu adalah bagian dari capaian, jaminan, dan janji pembebasan, kesejahteraan, dan pembangunan (pendidikan, ekonomi, dan kesehatan) yang diberikan pemerintah bangsa (Indonesia) kepada bangsa Papua.
Semua janji tentang pembebasan, kesejahteraan, pembangunan (pendidikan, ekonomi dan kesehatan). Adalah tameng, tembok, tirai yang dibangun pemerintah bangsa Indonesia untuk melakukan pengusiran, pembunuhan, dan genosida. atas labelisasi, stigmatisasi, yang telah, sedang, dan masih dibangun, diproduksi, dinyatakan, dikatakan, bangsa Indonesia terhadap penduduk orang asli papua yakni: bodoh, terbelakang, teroris, kelompok kriminal bersenjata (kkb), makar, kelompok pengacau liar (kpl).
Demi meminggirkan, mendiskriminasi dengan tujuan besar pemerintah bangsa Indonesia (genosida) pemusnahan etnis. baca Buku (Yoman, 2007) yang berjudul "Pemusnahan Etnis Melanesia."
Pembunuhan, marginalisasi, pembodohan, terhadap orang asli Papua dan pencurian tanah dan sumber daya alam (SDA) hingga perjanjian kontrak sepihak antara pemerintah bangsa (Indonesia) dan PT.Freepor Mc Mooran tanpa melibatkan masyarakat papua sebagai pemilik ulayat tahun 1967.
Hingga ekspansi berbagai perushan asing di tanah Papua seprti; kabupaten/kota di tanah Papua yang telah terbukti antara lain: kabupaten Merauke, Jayapura, Sarmi, Timika, Sorong. dan masih banyak daerah yang belum dapat diungkapkan walaupun ada operasi perusahan yang merugikan orang asli Papua.
Dampak buruk yang ditimbulkan perusahan yang beroperasi di tanah Papua atas izinnya pemerintah bangsa Indonesia adalah salah satu cara selain banyak cara yang digunakan pemerintah bangsa Indonesia untuk (memarginalkan, memiskinkan, membunuh) bangsa Papua.
Seperti limbah perusahan (Pt. Freeport Indonesia) yang membunuh masyarakat secara halus, mencemarkan lingkungan hidup, dan juga kehadiran perusahan tidak memberikan peluang kerja kepada orang asli Papua. Karena dinilai dengan stigma dan label pemerintah bangsa indonesia (bodoh, primitif, terbelakang).
Dengan demikian kehadiran perusahan dan pemekaran kabupaten/kota malah memberikan peluang bagi penduduk imigran yang notabene adalah ras (melayu) karena dinilai lebih mampu, bisa, dari masyarakat Papua yang dilihat sebagi (inferior). Hal ini tampak jelas dengan berbagai (image) di kota/kabupaten yang ada di tanah Papua seperti (kabupaten Merauke, Kota Jayapura, Manokwari). sehingga banyaknya penduduk masyarakat asli papua (poap) yang dimarginalkan, dimiskinkan, dibodohkan atas label dan stigma yang dibangun pemerintah bangsa indonesia yang korup atas rakyat bangsa papua.
Sehingga perlu, kita (poap) menyadari dan mempertanyakan: apakah benar bangsa papua adalah bangsa yang miskin, sehingga harus disejahterakan oleh pemerintah bangsa indonesia.?
Apakah benar pemerintah bangsa indonesia adalah juruselamat umat tuhan di tanah papua yang harus diharapakan oleh (poap).?
Karena kita tahu bahwa dahulu kala sebelum kehadiran bangsa indonesia diatas tanah papua. bangsa papua telah hidup, berkuasa, diatas tanah papua tanpa adanya intimidasi, kecemasan, ketakutan, kekhawatiran, akan hari depan. melainkan sikap intimidasi, ketakutan, kekhawatiran, kecemasan akan hari depan bagi orang papua kini telah hadir ketika pemerintah bangsa indonesia telah hadir di papua sejak 1961 dan pelaksanaan pepera tahun 1969 yang penuh dengan (rekayasa, pembantaian, pembunuhan) oleh pemerintah indonesia melalui angkatan bersenjata republik indonesia (abri) kini (tni-polri).
Apakah benar pembantaian, pembunuhan, pencurian, pembodohan, diskriminasi, terhadap bangsa papua adalah program kesejahteraan yang diharapakan (poap) dari pemerintah bangsa indonesia yang berlaga sok (superior).
Jika tidak. (poap) harus sadar bahwa. bangsa penjajah (indonesia) akan selalu melakukan penjajahan dengan membangun label dan stigma-stigma seperti: bodoh, miskin, terbelakang. seraya menawarkan kesejahteraan, pembangunan (pendidikan, ekonomi, kesehatan) untuk (poap). jika tidak. (poap) harus sadar bahwa. bangsa penjajah (indonesia) akan selalu melakukan penjajahan dengan membangun label dan stigma-stigma seperti: bodoh, miskin, terbelakang. seraya menawarkan kesejahteraan, pembangunan (pendidikan, ekonomi, kesehatan) untuk (poap).
Sehingga (poap) tetap mempercayai bangsa indonesia sebagai juruselamat umat tuhan (bangsa papua) di tanah papua. label dan stigma-stigma itu harus diproduksi, dibangun, dinyatakan, diungkapkan oleh pemerintah (indonesia) secara ulang-ulang. agar kesadaran bangsa papua akan (inperioritasnya) ada, terbangun, terkonstruksi didalam alam bawah sadar, pikiran kesadaran orang papua. sehingga orang papua merasa membutuhkan bangsa (indonesia) sebagai juruselamat: pembebasan, kesejahteraan, dan pembangunan (pendidikan, ekonomi, dan kesehatan) bagi (poap).
Apakah benar bangsa indonesia mau membangun bangsa papua.? jika benar pemerintah bangsa (indonesia) sebagai juruselamat umat tuhan dan mau membangun penduduk orang asli papua di tanah papua. kenapa otsus jilid i yang berlaku sejak (2001-2021) selama 20 tahun telah gagal.? apakah 20 tahun itu belum cukup untuk bangsa indonesia yang mengakui diri sebagi bangsa (superior. apakah benar dana otsus yang miliaran untuk (poap) itu sedikit dibandingkan jumlah (poap). sehingga (poap) tidak mampu di sejahterakan. ini perlu itu dipertanyakan bukan ditanya.
Karena jika anda (poap) bertanya banyak dalil, teori, dan alasan yang akan digunakan pemerintah bangsa indonesia untuk membenarkan kegagalannya membangunkan bangsa papua.
Karena itu, izinkanlah saya mengutip: pernyataan iman, doa dan harapan pdt. isaak samuel kijne, bahwa:
"Di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang papua. sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini, mereka tidak dapat memimpin bangsa ini. bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.
Jika tidak. (poap) harus sadar bahwa. bangsa penjajah (indonesia) akan selalu melakukan penjajahan dengan membangun label dan stigma-stigma seperti: bodoh, miskin, terbelakang. seraya menawarkan kesejahteraan, pembangunan (pendidikan, ekonomi, kesehatan) untuk (poap). jika tidak. (poap) harus sadar bahwa. bangsa penjajah (indonesia) akan selalu melakukan penjajahan dengan membangun label dan stigma-stigma seperti: bodoh, miskin, terbelakang. seraya menawarkan kesejahteraan, pembangunan (pendidikan, ekonomi, kesehatan) untuk (poap).
Sehingga (poap) tetap mempercayai bangsa indonesia sebagai juruselamat umat tuhan (bangsa papua) di tanah papua. label dan stigma-stigma itu harus diproduksi, dibangun, dinyatakan, diungkapkan oleh pemerintah (indonesia) secara ulang-ulang. agar kesadaran bangsa papua akan (inperioritasnya) ada, terbangun, terkonstruksi didalam alam bawah sadar, pikiran kesadaran orang papua. sehingga orang papua merasa membutuhkan bangsa (indonesia) sebagai juruselamat: pembebasan, kesejahteraan, dan pembangunan (pendidikan, ekonomi, dan kesehatan) bagi (poap).
Apakah benar bangsa indonesia mau membangun bangsa papua.? jika benar pemerintah bangsa (indonesia) sebagai juruselamat umat tuhan dan mau membangun penduduk orang asli papua di tanah papua. kenapa otsus jilid i yang berlaku sejak (2001-2021) selama 20 tahun telah gagal.? apakah 20 tahun itu belum cukup untuk bangsa indonesia yang mengakui diri sebagi bangsa (superior. apakah benar dana otsus yang miliaran untuk (poap) itu sedikit dibandingkan jumlah (poap). sehingga (poap) tidak mampu di sejahterakan. ini perlu itu dipertanyakan bukan ditanya.
Karena jika anda (poap) bertanya banyak dalil, teori, dan alasan yang akan digunakan pemerintah bangsa indonesia untuk membenarkan kegagalannya membangunkan bangsa papua.
Karena itu, izinkanlah saya mengutip: pernyataan iman, doa dan harapan pdt. isaak samuel kijne, bahwa:
"Di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang papua. sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini, mereka tidak dapat memimpin bangsa ini. bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.
(I.S. Kijne, Bukit Aitumeri, Wasior 25 Okober 1925)
MARI KITA MEMBANGUN DISKUSI YANG SEHAT. DENGAN MEMBERIKAN KRITIK YANG MEMBANGUN DEMI TUJUAN KITA BERSAMA. PAPUA YANG DAMAI DAN BERKEADILAN.
SALAM LITERASI!
🗓️Tanah Papua, 27 Maret
2023.